Presiden Donald Trump mengadakan pertemuan dengan CEO Nvidia, Jensen Huang, di Gedung Putih pada hari Jumat, yang berlangsung dalam konteks ketegangan perdagangan terkait industri semikonduktor. Di tengah rencana tarif baru untuk chip dan pembahasan mengenai program subsidi chip, pertemuan ini menjadi sangat penting, terutama terkait dengan pengawasan terhadap startup AI asal China, DeepSeek, yang diduga melakukan pelanggaran dalam penggunaan produk Nvidia.
Huang, yang memimpin perusahaan terkemuka dalam pembuatan chip untuk aplikasi kecerdasan buatan, didampingi oleh pejabat-pejabat dari pihak Nvidia selama pertemuan ini. Dalam pernyataannya setelah pertemuan, seorang juru bicara Nvidia menyatakan bahwa Huang menghargai kesempatan untuk berbicara dengan Presiden Trump dan membahas kebijakan terkait semikonduktor dan AI. Mereka bersama-sama menekankan pentingnya memperkuat kepemimpinan teknologi dan AI Amerika Serikat.
Pertemuan ini terjadi setelah minggu yang sulit bagi Nvidia, dimana menjadi perhatian publik setelah DeepSeek merilis model AI yang baru, yang dianggap dapat bersaing dengan chatbot dari perusahaan lain dengan biaya jauh lebih rendah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai prospek Nvidia, terutama terkait rencana billion yang ditujukan untuk pengembangan teknologi AI. Efek dari pengumuman tersebut terlihat jelas pada pasar, di mana saham Nvidia merosot tajam, dengan penurunan mencapai 3,7% pada akhir perdagangan Jumat, menjadikannya total penurunan mencapai 16% dalam seminggu.
Situasi ini semakin rumit ketika pejabat pemerintahan Trump mulai menyelidiki dugaan bahwa DeepSeek telah membeli chip Nvidia yang dilarang melalui perantara di Singapura, yang dicurigai dapat menghindari larangan penjualan yang diberlakukan oleh AS untuk perangkat AI. Dalam perkembangan lebih lanjut, Trump mengindikasikan bahwa dia tetap berencana untuk menerapkan tarif pada chip, meskipun mengakui bahwa pertemuan dengan Huang berjalan dengan baik.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan ini mencakup:
-
Rencana Tarif Chip: Trump menegaskan bahwa tarif untuk chip akan segera diterapkan, yang dapat berdampak besar terhadap Nvidia yang banyak bergantung pada pemasok luar negeri untuk produksi semikonduktornya.
-
Kebijakan Ekspor Chip: Trump juga mengisyaratkan bahwa lebih banyak pembatasan pada ekspor chip ke China mungkin akan diterapkan, sejalan dengan kebijakan perdagangan agresif yang menjadi ciri khas pemerintahannya.
-
Kepentingan Geopolitik Nvidia: Nvidia kini dianggap sebagai kunci dalam persaingan teknologi antara AS dan China, dengan chipnya yang menjadi sangat penting dalam pengembangan AI.
-
Reaksi Pasar dan Investor: Para investor menunjukkan kekhawatiran yang besar terkait kemampuan Nvidia dalam bersaing di landscape yang semakin kompetitif, terutama setelah munculnya model AI yang lebih murah dari wawasan pesaing.
- Fokus pada AI dan Investasi Teknologi: Trump menginformasikan rencananya untuk menginvestasikan hingga $100 miliar dalam infrastruktur AI, yang menunjukkan pergeseran ke arah pengembangan teknologi baru.
Sementara itu, Huang sebelumnya telah menyatakan harapannya akan pengurangan regulasi di bawah pemerintahan baru. Dengan Nvidia sebagai pusat dari lonjakan AI saat ini, pertemuan ini menjadi krusial dalam menentukan arah kebijakan dan strategi yang akan diambil pemerintah dalam menghadapi tantangan yang datang dengan adopsi teknologi tinggi yang terus berkembang. Menarik untuk dicermati bagaimana perkembangan ini akan mempengaruhi industri semikonduktor dan AI di masa depan, baik di AS maupun secara global.