KuCoin Mengaku Bersalah, Setujui Bayar Hampir $300 Juta di AS!

KuCoin, salah satu bursa cryptocurrency terbesar di dunia, telah mengakui kesalahan dalam menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa lisensi. Pada Senin lalu, perusahaan yang berbasis di Seychelles ini setuju untuk membayar denda dan penyitaan senilai lebih dari $297 juta dalam kasus yang melibatkan regulasi cryptocurrency di Amerika Serikat. Pengakuan tersebut dilakukan di depan Hakim Distrik AS Andrew Carter di Manhattan.

Rincian kesepakatan menyebutkan bahwa denda kriminal yang harus dibayar KuCoin adalah sebesar $112,9 juta, ditambah dengan penyitaan sebesar $184,5 juta. Selain itu, perjanjian ini juga mengharuskan KuCoin untuk menghentikan operasionalnya di pasar AS selama minimal dua tahun ke depan. Dua pendiri KuCoin, Chun Gan (dikenal sebagai Michael) dan Ke Tang (dikenal sebagai Eric), juga sepakat untuk memasuki perjanjian penundaan penuntutan selama dua tahun dan menyerahkan peranan mereka dalam manajemen dan operasi KuCoin, serta menyetujui penyitaan sebesar $2,7 juta.

Pihak penuntut mengungkapkan bahwa KuCoin telah digunakan untuk memfasilitasi transaksi mencurigakan yang mencapai miliaran dolar, termasuk transaksi yang diduga hasil dari pasar gelap serta kegiatan kriminal seperti malware, ransomware, dan penipuan. Dalam penyelidikan, terungkap bahwa KuCoin gagal menerapkan program anti pencucian uang dan prosedur “know your customer” (KYC) yang efektif. Mereka juga tidak melaporkan transaksi mencurigakan atau mendaftarkan diri ke Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) di bawah Departemen Keuangan AS.

KuCoin, yang didirikan pada tahun 2017, memiliki lebih dari 30 juta pengguna terdaftar di setidaknya 207 negara dan wilayah, seperti yang tertera dalam dokumen pengadilan. Meskipun menghadapi tantangan ini, BC Wong, CEO baru KuCoin, menyatakan bahwa resolusi ini menandai babak baru bagi perusahaan. Dia mengungkapkan komitmen KuCoin untuk mematuhi aturan, mengutamakan keamanan, dan terus berinovasi dalam bisnis mereka. “Kami berfokus pada penguatan praktik kepatuhan global kami dan mencari peluang untuk kembali memasuki pasar dengan lisensi yang diperlukan,” tambah Wong.

Dalam sebuah pernyataan, Alexander Wilson, pengacara untuk Gan, menyampaikan bahwa kesepakatan ini menunjukkan ketidakadaan niat kliennya untuk melanggar hukum AS atau terlibat dalam kegiatan pencucian uang dan penipuan. Sementara itu, pengacara untuk Tang, David Meister, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.

Sebelumnya, pada bulan Desember 2023, KuCoin telah menyetujui untuk memblokir pengguna dari New York dan membayar denda sebesar $22 juta untuk menyelesaikan gugatan negara bagian yang menuduhnya gagal untuk mendaftar. Di tengah berbagai masalah hukum yang dihadapi, KuCoin masih tercatat sebagai bursa cryptocurrency terbesar kedelapan di dunia menurut parameter seperti lalu lintas, likuiditas, dan volume perdagangan, mengalahkan banyak bursa lainnya, termasuk Binance dan Coinbase.

Keputusan KuCoin untuk mengakui kesalahan dan melaksanakan pembayaran substansial menunjukkan upaya perusahaan untuk membangun kembali reputasi dan memperbaiki hubungan dengan otoritas regulasi di AS. Hal ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh bursa cryptocurrency dalam menavigasi lanskap hukum yang kompleks dan semakin ketat, terutama di pasar tersier seperti Amerika Serikat. Perkembangan ini menunjukkan pentingnya bagi semua entitas di sektor cryptocurrency untuk mematuhi regulasi guna menghindari masalah hukum yang lebih besar di masa depan.

Exit mobile version