Jurnal penutup merupakan salah satu aspek krusial dalam pelaporan keuangan yang dilakukan di akhir periode pembukuan. Kegiatan ini bertujuan untuk menutup akun nominal agar semua saldo sementara dapat diselesaikan dan tidak mempengaruhi laporan keuangan untuk periode mendatang. Melalui penutupan ini, perusahaan mampu menyajikan kondisi keuangan yang akurat dan riil. Artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian, contoh, dan cara membuat jurnal penutup, serta pentingnya bagi perusahaan.
Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup
Jurnal penutup dibuat setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Tujuan utama jurnal ini adalah untuk menyesuaikan dan menutup semua akun yang terpengaruh di akhir periode akuntansi. Melalui penutupan ini, saldo pada akun sementara, seperti pendapatan dan beban, akan menjadi nol. Hal ini penting karena saldo tersebut harus tidak ada untuk memberikan gambaran yang jelas ketika periode akuntansi baru dimulai.
Salah satu fungsi penting dari jurnal penutup adalah memisahkan akun pendapatan dan beban. Dengan cara ini, perusahaan dapat dengan mudah mempersiapkan laporan untuk periode berikutnya tanpa terdapat saldo akumulasi yang keliru dari periode sebelumnya. Selain itu, guna membantu auditor, setiap transaksi antar periode akan lebih mudah untuk ditelusuri.
Melalui penyusunan jurnal penutup, laporan keuangan yang disajikan akan lebih transparan dan memberikan informasi yang relevan, hanya memuat aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan. Jurnal penutup juga berfungsi untuk memfasilitasi proses audit, karena dengan adanya pemisahan akun, auditor dapat lebih mudah melakukan pemeriksaan.
Cara Membuat Jurnal Penutup
Pembuatan jurnal penutup dilakukan berdasarkan laporan laba rugi maupun neraca sebelumnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan jurnal penutup yang efektif:
-
Identifikasi Akun yang Ditutup: Akun yang harus ditutup dalam jurnal penutup terdiri dari akun pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Masing-masing akun ini perlu dianalisis untuk menentukan saldo akhir.
-
Pindahkan Saldo Akun: Untuk menutup akun pendapatan, catat saldo debit di jurnal penutup sebagai pengurangan dalam akun pendapatan, sedangkan ikhtisar laba/rugi akan dicatat sebagai kredit. Akun yang lain, seperti beban, juga harus dibalik posisinya sehingga ketika dicatat ke dalam jurnal penutup, beban diletakkan dalam posisi kredit.
-
Buat Jurnal Penutup: Format jurnal penutup sama dengan format jurnal umum. Setiap entri mencakup nama akun, dan angka debit/kredit yang sesuai. Penting agar setiap entri ditulis dengan berurutan dan jelas.
- Review Jurnal: Setelah jurnal penutup selesai dibuat, lakukan pemeriksaan untuk memastikan semua akun dan saldo sudah tercatat dengan benar dan tidak ada kesalahan dalam penghitungan.
Berikut adalah rincian komponen yang umum terdapat dalam jurnal penutup:
Akun Pendapatan
Akun pendapatan mencatat semua transaksi yang terkait dengan penghasilan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan menerima pendapatan jasa, jurnal penutup akan mencatatnya dengan mendebet akun pendapatan dan mengkreditkan ikhtisar laba/rugi.
Akun Beban
Akun beban terdiri dari pengeluaran yang wajib dibayar perusahaan dalam melakukan operasionalnya. Misalnya, untuk menutup beban, catatan akhir jurnal akan mencantumkan jumlah beban ke dalam kredit dan mengalihkan total beban ke ikhtisar laba/rugi.
Ikhtisar Laba/Rugi
Ikhtisar laba/rugi menampilkan ringkasan hasil laba atau rugi dari perusahaan. Dalam situasi laba, akun ini akan diletakkan di debit. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian, maka akan ditransfer ke sisi kredit.
Akun Prive
Prive adalah penarikan uang dari pemilik perusahaan untuk kebutuhan pribadi. Proses penutupan akun ini melibatkan mencatat jumlah prive dalam sisi kredit dan mengkreditkan modal perusahaan.
Contoh Kasus Jurnal Penutup
Untuk ilustrasi, mari kita lihat contoh penutupan jurnal pada suatu perusahaan. Misalkan PT Makmur Sentosa dengan laporan neraca yang diakhiri pada 31 Desember 2020 menunjukkan total aset 126.650.000 dengan total liabilitas 55.000.000 dan nilai modal 71.120.000. Dengan adanya laporan laba rugi, kita perlu menutup akun pendapatan dan beban.
Sebagai contoh, jika PT Makmur Sentosa mencatat total pendapatan jasa sebesar Rp 15.000.000 dan total beban Rp 7.500.000, jurnal penutupnya dapat berbentuk sebagai berikut:
Jurnal Pendapatan | Nama Akun | Debet | Kredit |
---|---|---|---|
Pendapatan Jasa | Rp 15.000.000 | ||
Ikhtisar Laba/Rugi | Rp 15.000.000 |
Jurnal Beban | Nama Akun | Debet | Kredit |
---|---|---|---|
Ikhtisar Laba/Rugi | Rp 7.500.000 | ||
Beban Perlengkapan | Rp 1.000.000 | ||
Beban Penyusutan | Rp 2.400.000 | ||
Beban Gaji | Rp 3.600.000 | ||
Beban Bunga | Rp 500.000 |
Jurnal Ikhtisar Laba/Rugi | Nama Akun | Debet | Kredit |
---|---|---|---|
Ikhtisar Laba/Rugi | Rp 7.500.000 | ||
Modal | Rp 7.500.000 |
Dalam contoh di atas, saldo akhir pada setiap akun setelah pencatatan jurnal penutup akan menjadi nol, siap untuk periode akuntansi berikutnya.
Keberadaan jurnal penutup sangat penting dalam akuntansi perusahaan. Jurnal ini bukan hanya memastikan bahwa laporan keuangan siap untuk ditampilkan dengan akurat, tetapi juga membantu dalam mempersiapkan siklus akuntansi yang baru. Adanya jurnal penutup memperkuat laporan keuangan dengan mengorganisasi data keuangan yang diperlukan dalam periode mendatang dan menjaga keandalan akuntansi perusahaan.