Pengertian Likuiditas dan Perannya dalam Strategi Investasi

Likuiditas menjadi salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu bisnis. Pada dasarnya, likuiditas menggambarkan seberapa mampu sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan, seperti utang dan biaya operasional lainnya. Dengan adanya likuiditas yang baik, perusahaan dapat mengoperasikan bisnisnya secara efektif dan efisien, serta memperoleh kepercayaan dari para investor dan peminjam. Di sisi lain, terlalu banyak kas berpotensi mengurangi peluang investasi yang dapat mendukung pertumbuhan perusahaan.

Pengertian Likuiditas

Secara umum, likuiditas memiliki dua pengertian. Pertama, dalam konteks perusahaan, likuiditas adalah ukuran seberapa mudah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Kedua, dalam analisis pasar, likuiditas berkaitan dengan seberapa cepat suatu investasi dapat dijual tanpa mempengaruhi harga secara signifikan. Aset yang lebih likuid biasanya lebih mudah dijual dan biasanya dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan aset yang kurang likuid.

Contoh konkret dari likuiditas dapat dilihat pada sebuah toko. Toko tersebut menjual barang koleksi yang mungkin memerlukan waktu untuk menemukan pembeli yang tepat. Dalam hal ini, barang koleksi tersebut dianggap tidak likuid. Sebaliknya, jika toko tersebut memiliki saham atau obligasi yang dapat dijual dengan cepat, maka kedua jenis investasi tersebut dianggap likuid. Dengan demikian, semakin cepat suatu aset dapat dijual, semakin likuid pula aset tersebut.

Pada dasarnya, aset yang likuid ditempatkan pada posisi teratas dalam neraca perusahaan. Di atas neraca adalah uang tunai dan aset yang mudah dicairkan, mengindikasikan likuiditas perusahaan yang baik. Oleh karena itu, analisis terhadap likuiditas juga melibatkan rasio-rasio tertentu untuk membantu memahami posisi keuangan perusahaan saat ini dan ke depannya.

Fungsi Likuiditas

Likuiditas memainkan beberapa fungsi vital dalam operasional perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama likuiditas:

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Untuk mengukur likuiditas perusahaan, terdapat beberapa rasio penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. Rasio Lancar

Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan aktiva lancar. Rumus perhitungannya adalah:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar

Jika aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar, perusahaan dianggap memiliki rasio lancar yang baik.

2. Rasio Cepat

Rasio cepat adalah ukuran kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek tanpa mempertimbangkan persediaan. Ini mengukur likuiditas dengan menggunakan:

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

Rasio ini membantu mengidentifikasi likuiditas kepada pihak ketiga, seperti kreditor.

3. Rasio Kas

Rasio kas menggunakan kas dan setara kas untuk membayar kewajiban lancar. Jika rasio ini bernilai satu atau lebih, perusahaan dianggap cukup likuid. Rumusnya adalah:

Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Kewajiban Lancar

4. Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas memberikan gambaran seberapa banyak keuntungan yang diperoleh dari belanja modal kerja. Rumusnya:

Perputaran Kas = Penjualan / Rata-Rata Kas dan Setara Kas

5. Rasio Modal Kerja

Rasio modal kerja membantu mengetahui gambaran tingkat likuiditas perusahaan terkait aset dan modal yang digunakan untuk operasional. Ini dapat menghitung modal kerja bersih terhadap total aset.

Pentingnya Likuiditas dalam Bisnis

Likuiditas yang sehat sangat penting dalam kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Ini menjadi jembatan untuk menghubungkan pebisnis dengan investor atau peminjam yang tepat. Dengan likuiditas yang baik, suatu perusahaan dapat memperlihatkan status keuangannya dan meningkatkan kepercayaan dari kreditur serta investor.

Peran Likuiditas dalam Investasi

Di luar konteks bisnis, likuiditas juga memiliki peran signifikan dalam dunia investasi. Saat melakukan investasi, hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat likuiditas dari aset yang dipilih untuk memastikan bahwa investasi tersebut tidak menemui kesulitan ketika perlu dicairkan. Ini adalah beberapa fokus peranan likuiditas dalam perencanaan keuangan:

1. Sebagai Cadangan Kas

Penting untuk menyisihkan sejumlah kas sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Saran umum adalah menyimpan pendapatan untuk setidaknya tiga bulan ke depan.

2. Penyeimbang Investasi

Memiliki campuran antara aset likuid dan non-likuid adalah strategi yang baik. Aset likuid dapat dengan cepat dialokasikan menjadi uang tunai, sementara aset non-likuid bisa menjadi sumber investasi jangka panjang untuk pertumbuhan kekayaan.

Contoh Aset Likuid dan Penerapan Rasio Likuiditas

Beberapa contoh dari aset yang tahan likuid meliputi:

Sementara aset tidak likuid, sebaliknya, meliputi barang-barang seperti inventaris, kendaraan, dan properti. Proses likuidasi aset tersebut umumnya memerlukan waktu yang lebih lama dan tidak dapat dijadikan jaminan dalam situasi mendesak.

Misalnya, perusahaan yang berpengalaman dalam bidang material seperti S&S, menggunakan rasio cepat untuk mengevaluasi kelayakan likuiditas mereka dalam membayar vendor. Jika S&S memiliki kewajiban lancar USD400 ribu dan aset likuid USD500 ribu, maka mereka dapat melunasi utangnya dengan baik.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang likuiditas dan pengelolaannya secara efisien sangat penting baik dalam konteks operasional perusahaan maupun dalam perencanaan investasi. Dengan pengelolaan likuiditas yang baik, perusahaan tidak hanya dapat tetap solvent dalam jangka pendek tetapi juga bersaing dan tumbuh dalam jangka panjang.

Exit mobile version