Pada dasarnya, exhibitionism adalah perilaku menunjukkan alat kelamin di depan orang lain tanpa persetujuan. Perilaku ini sering dianggap sebagai tindakan pencabulan dan merupakan bagian dari gangguan mental yang dikenal sebagai paraphilia. Exhibitionism tidak hanya merugikan korbannya, yang dapat mengalami trauma psikologis, tetapi juga mengindikasikan adanya masalah mendalam pada pelakunya. Penyebab munculnya perilaku ini, tingkatan yang berbeda, serta cara pengobatan dan penegakan hukumnya sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat.
Apa Itu Exhibitionism?
Exhibitionism dapat diartikan sebagai tindakan cabul yang berkaitan dengan perilaku seksual yang bertentangan dengan norma kesusilaan. Biasanya, pelaku exhibitionism adalah pria yang memperlihatkan alat vitalnya kepada wanita secara tiba-tiba, meskipun tidak jarang wanita juga menjadi pelaku. Dalam konteks ini, tindakan ini merupakan perilaku seksual menyimpang di mana pelaku merasakan kepuasan seksual ketika menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain dan melihat reaksi kaget atau takut dari korban.
Tingkatan Exhibitionism
Tingkatan tindakan exhibitionism dapat dilihat dari dua aspek, yakni berdasarkan target dan cara pelaku melakukan aksinya.
Berdasarkan Target
- Kepada Anak-Anak Sebelum Pubertas: Pelaku merasa terangsang ketika menunjukkan alat kelamin kepada anak-anak, yang jelas merupakan pelanggaran berat.
- Kepada Orang Dewasa: Aksi ini dilakukan di tempat umum dengan target acak, biasanya kepada orang yang kebetulan lewat.
- Kepada Anak-Anak Pra-Pubertas dan Orang Dewasa: Pelaku tidak membedakan usia, merasa terangsang oleh reaksi dari berbagai usia.
Berdasarkan Caranya
- Anasyrma: Mengangkat rok tanpa mengenakan pakaian dalam.
- Martymachlia: Melakukan aktivitas seksual di depan orang lain.
- Candaulism: Mengekspos tubuh pasangan untuk dilihat oleh orang lain.
- Telephone Scatologia: Melakukan phone sex tanpa persetujuan.
Faktor Penyebab Terjadinya Exhibitionism
Exhibitionism dipicu oleh berbagai faktor, baik psikologis maupun sosial. Beberapa di antaranya adalah:
1. Gangguan Psikologis
Individu dengan gangguan perkembangan psikologis yang tidak sempurna, terutama yang tumbuh di lingkungan yang menekan atau menghina, cenderung mengembangkan perilaku exhibitionism. Kecenderungan ini bisa diperburuk oleh masalah seperti kecanduan seks dan antisosial.
2. Lingkungan Sosial
Lingkungan tempat tinggal dan interaksi sosial yang buruk dapat meningkatkan risiko exhibitionism. Anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung dan berempati, yang sering kali mengalami kekerasan emosional atau fisik, dapat mengembangkan sifat narcistik yang berlebihan yang kemudian berujung pada perilaku menyimpang ini.
Pengobatan Pada Seorang Exhibitionism
Pengobatan untuk pengidap exhibitionism memerlukan pendekatan yang komprehensif dan dapat dilakukan melalui beberapa cara:
1. Psikoterapi
Psikoterapi, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), membantu memahami akar masalah yang memicu perilaku exhibitionism dan memberikan strategi untuk mengubah pola pikir dan perilaku tersebut.
2. Konseling Kelompok
Konseling kelompok memberikan dukungan bagi pengidap exhibitionism melalui interaksi dengan sesama penderita, yang memungkinkan penguatan dan pertukaran pengalaman.
3. Mengkonsumsi Obat-Obatan Tertentu
Obat seperti antidepresan dan hormon dapat diresepkan untuk mengurangi libido dan mengendalikan keinginan seksual yang menyimpang.
Cara Menghadapi Tindakan Exhibitionism
Ketika mengalami situasi exhibitionism, penting untuk tetap tenang dan tidak memberikan reaksi yang diinginkan pelaku. Beberapa cara yang bisa dilakukan termasuk:
- Usahakan tetap tenang dan tidak memberikan reaksi apapun.
- Posisikan tubuh seolah menghindari pelaku, memberikan kesan tidak peduli.
- Segera melaporkan ke pihak berwenang setelah menjauh dari lokasi kejadian.
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Exhibitionism
Di Indonesia, tindakan exhibitionism diatur dengan ketat dalam berbagai undang-undang sebagai pelanggaran pidana. Sebagaimana diatur dalam Pasal 281 KUHP yang menjelaskan bahwa siapa pun yang dengan sengaja melanggar kesusilaan dapat dipidana. Sanksi pidana bagi pelaku exhibitionism bisa mencapai penjara lima tahun serta denda yang cukup besar, tergantung pada situasi dan kondisi kejadian yang terjadi.
Tindakan exhibitionism, sebagai bentuk pelanggaran seksual yang serius, memerlukan perhatian lebih dari masyarakat dan penegak hukum. Memahami berbagai aspek, termasuk definisi, tingkatan, faktor penyebab, cara pengobatan, dan penegakan hukumnya, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengurangi kejadian tersebut di masyarakat. Jika Anda pernah menjadi korban, penting untuk mencari bantuan profesional untuk menjalani proses pemulihan dari trauma yang dialami.