Apple Siap Laporan Kinerja Q1 Setelah Dua Penurunan Saham

Apple Inc. (AAPL) siap melaporkan hasil pendapatan kuartal pertama mereka pada hari Kamis mendatang, di tengah keprihatinan bahwa penjualan iPhone tidak mendapatkan lonjakan yang diharapkan dari platform Apple Intelligence. Terakhir, saham Apple mengalami penurunan setelah dua lembaga analisis, Jefferies dan Loop Capital, menurunkan peringkatnya. Analis Jefferies, Edison Lee, memperkirakan bahwa hasil yang akan dirilis Apple akan berada di bawah ekspektasi untuk kuartal Desember dan akan mengalami kesulitan dalam mencapai target untuk kuartal kedua.

Menurut estimasi dari International Data Corporation (IDC) dan Canalys, pangsa pasar iPhone mengalami penurunan 1% dibandingkan dengan tahun lalu, mencapai 23% pada kuartal terakhir, meskipun keseluruhan pengiriman smartphone meningkat sebesar 3%. Meskipun Apple telah memulai inisiatif besar terkait kecerdasan buatan (AI) pada bulan Oktober, dengan peluncuran pembaruan Apple Intelligence, analis khawatir bahwa ini belum cukup menggugah pengguna untuk berbondong-bondong mencoba serangkaian smartphone terbaru, iPhone 16.

Dalam laporan yang akan datang, Apple diperkirakan akan melaporkan laba per saham sebesar $2,35 dengan total pendapatan mencapai $124,1 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, di mana laba per saham tercatat $2,18 dengan pendapatan sebesar $119,5 miliar. Segmentasi pendapatan juga menunjukkan perkembangan, di mana segmen iPhone diperkirakan akan menghasilkan $71 miliar, meningkat dari $69 miliar tahun lalu. Selain itu, segmen layanan diharapkan menyumbang pendapatan sebesar $26 miliar, naik dari $23,1 miliar.

Faktor pendapatan yang signifikan lainnya berasal dari Tiongkok, di mana pendapatan diperkirakan akan mencapai $21,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan $20,8 miliar yang diperoleh tahun lalu. Namun, Tiongkok tetap menjadi tantangan bagi Apple, dengan penurunan penjualan yang mencolok sebesar 8% pada tahun 2024 dan 2% pada tahun 2023. Apple kredit penurunan ini pada lemahnya nilai tukar renminbi terhadap dolar, serta penjualan iPhone dan iPad yang tidak sesuai harapan.

Secara prospektif, Apple diharapkan meluncurkan sejumlah produk baru dalam beberapa bulan mendatang, termasuk iPhone SE yang merupakan model entry-level, serta iPad dan MacBook Air yang baru. Peluncuran produk-produk ini diharapkan dapat menyokong perbaikan pendapatan di berbagai segmen bisnis Apple.

Meskipun saham Apple mengalami penurunan baru-baru ini, secara keseluruhan, saham perusahaan ini masih meningkat sekitar 24% dalam 12 bulan terakhir. Angka ini sebanding dengan peningkatan yang dicatat oleh Google (GOOG, GOOGL), yang naik sekitar 27%. Sementara itu, Nvidia (NVDA) menunjukkan performa yang lebih mencolok dengan lonjakan mencapai 102%, meskipun ada kekhawatiran terkait dampak platform AI DeepSeek dari China terhadap kebutuhan chip AI berdaya tinggi.

Apple sedang berupaya meningkatkan daya tarik iPhone melalui pembaruan Apple Intelligence, yang diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan upgrade. Dalam pengembangan ini, Apple berencana untuk terus merilis pembaruan selama tahun ini, dengan tambahan fungsi yang lebih berguna, termasuk kemampuan mengumpulkan informasi dari berbagai aplikasi melalui satu antarmuka. Meskipun demikian, banyak analis berpendapat bahwa peningkatan fitur perangkat keras seperti layar yang lebih besar, baterai yang lebih baik, dan kamera yang ditingkatkan masih menjadi daya tarik yang lebih mudah dipasarkan kepada konsumen.

Dengan laporan keuangan yang akan datang, perhatian investor akan tertuju pada kinerja Apple dalam menghadapi tantangan yang ada dan sejauh mana inovasi produk baru dapat mengubah nasib pendapatan perusahaan di masa mendatang.

Exit mobile version