Apa itu Generasi Sandwich? Istilah “generasi sandwich” mengacu kepada individu yang berada dalam posisi yang sangat kompleks, di mana mereka harus memenuhi tanggung jawab finansial dan emosional terhadap dua generasi sekaligus: generasi orang tua di atas mereka dan anak-anak di bawah mereka. Analoginya mirip dengan roti lapis, di mana individu tersebut berada di tengah sebagai isi, dikelilingi oleh dua lapisan roti, yakni orang tua dan anak-anak mereka.
Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Dorothy A. Miller pada tahun 1981 di dalam sebuah publikasi ilmiah. Awalnya, fokus istilah ini lebih banyak kepada wanita berusia 30 hingga 40 tahun yang berjuang untuk merawat anak sambil memenuhi kebutuhan orang tua mereka. Namun, seiring perkembangan waktu, istilah ini berubah menjadi lebih inklusif, mencakup semua individu berusia 30 hingga 50 tahun yang terjebak dalam peran ini.
Penyebab Kemunculan Generasi Sandwich
Salah satu penyebab utama dari kemunculan generasi sandwich adalah minimnya literasi keuangan. Banyak individu dari generasi pertama (orang tua) tidak mempersiapkan keuangan dengan baik untuk masa pensiun mereka. Akibatnya, generasi kedua (yang disebut generasi sandwich) harus ikut mengurus kebutuhan orang tua mereka sambil tetap memenuhi kebutuhan keluarga kecil mereka sendiri, seperti suami, istri, dan anak-anak.
Dalam konteks Indonesia, masalah ini semakin diperburuk dengan minimnya pengetahuan tentang perencanaan keuangan. Berdasarkan survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan di Indonesia hanya mencapai 38,03%, terendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Hal ini menciptakan situasi di mana individu di posisi generasi sandwich merasa tertekan dan sering kali tidak memiliki dukungan finansial yang memadai dari kedua generasi di atas dan di bawah mereka.
Kategori Generasi Sandwich
Carol Abaya membagi generasi sandwich menjadi tiga kategori utama:
- The Traditional Sandwich Generation: Kelompok ini terdiri dari individu berusia 40 hingga awal 50-an yang masih mendukung orang tua sekaligus anak-anak yang masih membutuhkan dukungan finansial.
- The Club Sandwich Generation: Ini adalah individu berusia 50 hingga 60 tahun yang memiliki tanggung jawab finansial terhadap kakek-nenek, orang tua, anak-anak, dan bahkan cucu-cucu mereka.
- The Open Faced Sandwich Generation: Ini mencakup orang-orang yang terlibat dalam perawatan orang tua tetapi tidak secara profesional, seperti mereka yang tidak bekerja di lembaga perawatan lansia.
Cara Mengatasi Generasi Sandwich
Menghadapi tantangan sebagai generasi sandwich memerlukan pendekatan yang sistematis. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meringankan beban finansial dan emosional yang dihadapi oleh generasi ini:
- Memiliki Tabungan Rencana: Penempatan uang dalam tabungan dengan rencana yang jelas sangat penting. Tabungan rencana membantu individu untuk menabung dengan disiplin dan memiliki tujuan finansial yang jelas.
- Menyiapkan Program Pensiun: Mengambil langkah untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini dapat membantu mengurangi beban pada generasi sandwich, karena anak-anak tidak lagi harus mendukung orang tua yang tidak memiliki persiapan finansial untuk pensiun.
- Memiliki Asuransi Kesehatan: Sangat penting untuk memiliki asuransi kesehatan baik untuk diri sendiri, orang tua, maupun anak-anak untuk menghindari beban biaya pengobatan yang tidak terduga di masa mendatang.
- Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif: Mengatur pengeluaran dan memikirkan prioritas adalah langkah penting. Mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan dapat membantu mengurangi beban finansial.
- Menyiapkan Dana Pendidikan Anak: Memiliki asuransi pendidikan atau tabungan untuk pendidikan anak dapat membantu mengurangi kekhawatiran finansial di masa depan.
- Mengajarkan Anak Menabung: Penting untuk mengajarkan anak cara mengelola keuangan sejak dini, termasuk cara menabung dan memahami nilai uang. Ini dapat membekali mereka untuk tidak menjadi generasi sandwich di masa depan.
Ketika memiliki strategi yang jelas dan menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan, individu dalam generasi sandwich dapat dengan lebih baik mengelola beban yang ada dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang. Memahami situasi mereka dan mengambil langkah konkret menuju perbaikan adalah kunci untuk memutus rantai dan menyediakan masa depan yang lebih baik baik untuk diri sendiri maupun generasi mendatang.
Generasi sandwich adalah fenomena yang kian meluas dan mempengaruhi banyak keluarga di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai literasi keuangan, agar individu dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam pengelolaan finansial mereka. Dengan langkah-langkah yang tepat, generasi sandwich dapat mengurangi beban yang mereka hadapi sambil memberikan keluarga dengan ketenangan pikiran serta masa depan yang lebih cerah.