Tim All-Stars Kudus mencetak sejarah sebagai juara pertama MilkLife Soccer Challenge All-Stars yang berlangsung dari 23 hingga 26 Januari 2024, di Supersoccer Arena Kudus, Jawa Tengah. Dalam laga final yang digelar pada Minggu (26/1), tim asuhan Coach Yayat Hidayat sukses mengalahkan Tim All-Stars Solo dengan skor tipis 1-0, meraih prestasi yang membanggakan tidak hanya untuk tim, tetapi juga untuk Kota Kudus.
Pertandingan final tersebut diawali dengan intensitas permainan yang tinggi, di mana kedua tim terlihat saling menyerang dan menciptakan sejumlah peluang. Meski demikian, hingga turun minum, papan skor tetap nirgol. Pertandingan baru berubah setelah interval, ketika gol tunggal tercipta lewat skema sepak pojok. Striker Kudus, Giada Soebianto, melakukan tendangan yang berhasil melewati kiper Solo, Queenza Auradista. Setelah kemelut di depan gawang, Asyifa Sholawa Farizqi berhasil membukukan gol dengan sontekan cemerlang, membawa Kudus unggul 1-0. Kedudukan tersebut bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Pelatih Yayat Hidayat mengapresiasi komitmen dan kerjasama tim yang menunjukkan perkembangan positif sepanjang turnamen. “Progress permainan Tim All-Stars Kudus sangat bagus dari awal hingga final. Kami sempat kesulitan pada babak pertama, tetapi di babak kedua, tim tampil lepas dan bisa mengubah peluang menjadi gol,” ungkapnya. Ini menjadi prestasi yang membanggakan mengingat Tim All-Stars Kudus tidak menelan kekalahan sepanjang laga.
Kapten tim, Asyifa Sholawa Farizqi, juga menunjukkan rasa syukur atas keberhasilan tersebut. Ia menyampaikan, “Bangga bisa masuk ke final dan alhamdulillah, babak kedua bisa mencetak gol berkat kerjasama yang baik.” Asyifa bahkan dinobatkan sebagai Best Player dalam turnamen ini, menunjukkan kualitas dan kontribusi yang luar biasa bagi tim.
Di sisi lain, meski gagal meraih gelar juara, Tim All-Stars Solo patut diacungi jempol atas penampilan mereka. Setelah mengawali turnamen dengan dua kekalahan, skuad asuhan Maya Susmita mampu bangkit dan berhasil menduduki posisi runner-up berkat kemenangan melawan tim-tim kuat di fase grup dan semifinal.
“Meskipun kami tidak meraih juara, tim putri Solo bermain dengan baik dan terus berjuang. Kami berharap, pemain putri dari Solo dapat lebih banyak terlibat di turnamen seperti ini,” kata Maya. Kapten All-Stars Solo, Adinda Resti Widayati, berharap agar kompetisi serupa dapat berlanjut, guna menumbuhkan bibit-bibit baru dalam dunia sepak bola putri di Indonesia.
Dalam laga perebutan posisi ketiga, Tim All-Stars Surabaya berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Tim All-Stars Jakarta, menunjukkan ketangguhan mereka meski gagal menembus final. Surabaya tampil agresif meski sempat tertinggal lebih dahulu, dan berhasil membalikkan keadaan dengan dua gol yang memukau.
Turnamen MilkLife Soccer Challenge All-Stars ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sepak bola putri di Indonesia. Dikenalkan juga program Junior Soccer School yang akan mempertemukan pemain terbaik yang terpilih untuk berlaga di tingkat internasional, yaitu JSSL di Singapura.
Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, hadir dalam laga final dan memberikan apresiasi terhadap performa para pemain. Ia menilai adanya potensi besar yang bisa dikembangkan di kalangan pesepakbola putri Indonesia untuk menjadi lebih baik di masa depan. “Saya sangat senang melihat usaha dan semangat mereka. Ini menjadi langkah awal yang baik bagi mereka untuk berkarir lebih jauh di dunia sepak bola,” ungkap Coach Mochi.
Kesuksesan MilkLife Soccer Challenge All-Stars ini diharapkan menjadi awal dari perkembangan sepak bola putri di tanah air, mendorong tim-tim untuk terus berkompetisi dan menghasilkan talenta-talenta yang mampu membawa nama Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk PSSI dan Djarum Foundation, harapan untuk melihat pemain-pemain muda Indonesia berkiprah di pentas internasional semakin menguat.
