Literasi

Siklus Akuntansi: Pengertian, Jenis, dan Tahapannya Secara Detail

Siklus akuntansi merupakan bagian penting dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat, mengolah, dan melaporkan informasi keuangan. Di dalam siklus ini, setiap transaksi keuangan yang terjadi harus diidentifikasi, dianalisis, dicatat, dan dilaporkan secara sistematis. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian, jenis, dan tahapan siklus akuntansi yang perlu dipahami oleh para akuntan dan pemilik usaha.

Pengertian Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang harus dilalui untuk menciptakan laporan keuangan dalam suatu perusahaan. Menurut Dina Fitria (2014), siklus akuntansi dimulai setelah terjadinya transaksi, yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan semua data yang relevan. Proses siklus ini biasanya berlangsung selama satu tahun kalender dan dilakukan terus-menerus selama perusahaan beroperasi.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam siklus akuntansi ditujukan untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang kondisi keuangan perusahaan. Menurut Rahman Pura (2013), siklus ini berjalan dari awal pencatatan hingga penutupan pembukuan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya siklus akuntansi dalam pengambil keputusan di perusahaan.

Jenis Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik perusahaan:

1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah bisnis yang tidak menjual produk fisik, melainkan menyediakan layanan kepada pelanggan. Contoh perusahaan jasa antara lain jasa konsultasi, akuntansi, dan pengiriman barang. Siklus akuntansi pada perusahaan jasa fokus pada pencatatan pendapatan dari layanan yang diberikan serta pengeluaran yang terjadi selama proses penyampaian jasa.

2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Sebaliknya, perusahaan dagang menjual barang fisik. Siklus akuntansi perusahaan ini meliputi pembelian barang, penyimpanan, dan penjualannya kembali kepada konsumen. Proses pencatatan termasuk persediaan, harga pokok penjualan, dan pendapatan dari penjualan barang.

Tahapan Siklus Akuntansi

Tahapan dalam siklus akuntansi dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Identifikasi Transaksi

Tahapan pertama adalah mengidentifikasi setiap transaksi yang terjadi. Akuntan harus teliti dalam mencatat setiap transaksi yang mempengaruhi keuangan perusahaan. Transaksi yang dicatat harus didukung oleh dokumen resmi seperti nota, faktur, atau kwitansi.

2. Menganalisis Transaksi

Setelah transaksi diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menganalisis transaksi tersebut. Metode pencatatan yang umum digunakan adalah sistem double-entry, di mana setiap transaksi mempengaruhi akun debit dan kredit secara seimbang. Ini membantu dalam menjaga keseimbangan laporan keuangan yaitu Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.

3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

Setelah transaksi dianalisis, akuntan mencatatnya dalam jurnal. Jurnal berfungsi sebagai catatan kronologis dari semua transaksi yang dilakukan. Pencatatan harus dilakukan dengan cermat agar di akhir periode, total debit dan kreditnya seimbang.

4. Pembukuan Jurnal Penyesuaian

Tahap ini melibatkan pemindahan data dari jurnal ke buku besar. Buku besar berfungsi untuk mengelola rekening-rekening yang mencerminkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Setiap rekening diberikan kode untuk mempermudah proses identifikasi.

5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Neraca saldo dibuat setelah seluruh rekening dalam buku besar diinput. Ini adalah langkah yang penting untuk memastikan semua transaksi telah dicatat dengan benar. Jika ada kesalahan, jurnal penyesuaian perlu disiapkan untuk menangani perubahan yang diperlukan.

6. Membuat Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan

Tahap berikutnya adalah membuat neraca saldo penyesuaian yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan. Dalam tahap ini, laporan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas akan disusun untuk memberi gambaran jelas tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode akuntansi.

7. Menyusun Jurnal Penutup

Pada akhir periode akuntansi, jurnal penutup disusun untuk menutup rekening nominal sehingga saldo menjadi nol. Hal ini penting untuk memisahkan hasil operasional antara periode yang satu dengan yang lainnya.

8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Setelah jurnal penutup selesai, akuntan akan menyusun neraca saldo setelah penutupan, yang mencakup informasi terkait saldo akun permanen. Ini membantu untuk memastikan keseimbangan akuntansi di awal periode berikutnya.

9. Buat Jurnal Pembalik

Jurnal pembalik adalah langkah opsional yang membuat pencatatan di awal periode berikutnya menjadi lebih mudah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebingungan dalam transaksi yang berulang, dengan tujuan memudahkan proses akuntansi di masa mendatang.

Perbedaan Siklus Akuntansi dan Proses Akuntansi

Meskipun istilah siklus akuntansi dan proses akuntansi seringkali dianggap mirip, kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda. Proses akuntansi adalah seluruh rangkaian kegiatan untuk menghasilkan laporan keuangan, sedangkan siklus akuntansi merujuk pada rangkaian langkah yang berulang terkait dengan pencatatan dan pelaporan keuangan yang lebih terstruktur.

Begitu pentingnya siklus akuntansi, terutama dalam pembukuan yang akurat, menjaga keandalan laporan keuangan, dan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan manajerial. Medan akuntansi yang luas ini mencakup berbagai bidang, dan memahami siklus akuntansi menjadi kunci bagi setiap individu yang bergerak dalam dunia finansial.

Spada adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi pembelajaran lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button