Dalam dunia bisnis, pemahaman tentang biaya merupakan hal penting yang mempengaruhi keputusan finansial dan strategi perusahaan. Salah satu jenis biaya yang penting untuk dipahami adalah biaya variabel. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian biaya variabel, ciri-ciri, jenis, contoh, rumus, serta perbedaannya dengan biaya tetap.
A. Pengertian Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya bergantung pada volume produksi atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), biaya ini dinamakan demikian karena nilainya akan berubah seiring dengan meningkatnya atau menurunnya output yang dihasilkan. Dengan kata lain, biaya variabel bersifat dinamis dan dipengaruhi langsung oleh tingkat produksi. Sebagai contoh nyata, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku akan meningkat seiring dengan kenaikan jumlah produk yang dihasilkan.
Contoh lain dari biaya variabel adalah upah tenaga kerja langsung, yang mana upah dibayarkan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, bukan gaji tetap bulanan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya variabel berperan signifikan dalam perhitungan total biaya produksi perusahaan.
B. Ciri-Ciri Biaya Variabel
Terdapat beberapa ciri khusus yang menunjukkan bahwa suatu biaya termasuk dalam kategori biaya variabel, antara lain:
- Perubahan jumlah total biaya sebanding dengan perubahan volume produksi.
- Biaya per unit relatif konstan meski terjadi fluktuasi volume dalam rentang yang relevan.
- Dapat dialokasikan dengan mudah ke departemen operasi tertentu.
- Dapat dikendalikan oleh manajer atau pihak tertentu dalam departemen.
C. Jenis dan Contoh Biaya Variabel
Biaya variabel dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut ini adalah contoh-contoh biaya variabel yang umum ditemukan dalam operasional perusahaan:
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Biaya ini langsung berkaitan dengan jumlah produk yang ingin dihasilkan, sehingga seiring peningkatan produksi, biaya ini juga akan meningkat.
2. Upah Tenaga Kerja Langsung
Upah tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Berbeda dengan gaji tetap, upah ini bisa bervariasi tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
3. Biaya Distribusi Produk
Biaya distribusi mencakup pengeluaran untuk mengirimkan produk dari pabrik ke distributor atau pelanggan. Biaya ini juga bervariasi sesuai dengan jumlah barang yang didistribusikan, termasuk biaya transportasi dan upah tenaga pengiriman.
4. Komisi Penjualan
Komisi penjualan merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga penjual berdasarkan jumlah produk yang berhasil dijual. Ini adalah biaya variabel karena akan berubah seiring dengan volume penjualan yang dicapai oleh tim penjualan.
5. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead variabel mencakup biaya tambahan yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori lain, tetapi yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi, seperti biaya utilitas untuk pabrik.
D. Jenis Biaya Variabel Berdasarkan Tujuan dan Perencanaan
Biaya variabel dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan perencanaannya:
1. Engineered Variable Cost
Ini adalah biaya yang memiliki hubungan fisik yang jelas dengan kegiatan tertentu. Misalnya, biaya bahan baku yang sebanding dengan volume produksi. Jika jumlah bahan baku yang digunakan meningkat, maka biaya juga akan meningkat sebanding.
2. Discretionary Variable Cost
Biaya ini adalah biaya yang ditentukan berdasarkan keputusan manajemen, seperti biaya iklan. Meskipun dapat berubah sesuai volume kegiatan, sifatnya tidak seketat engineered variable cost.
E. Cara Menghitung Rumus Biaya Variabel
Untuk menghitung biaya variabel, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) – Fixed Cost (FC)) / Quantity
Contoh: Jika total biaya produksi adalah Rp 50 juta dan biaya tetapnya Rp 5 juta, serta jumlah produk yang dihasilkan adalah 2500 unit, maka biaya variabel dapat dihitung sebagai:
VC = (Rp50.000.000 – Rp5.000.000) / 2500 = Rp18.000
Dari perhitungan tersebut, biaya variabel per unit adalah Rp 18.000.
F. Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Untuk lebih memahami biaya variabel, penting untuk juga mengetahui perbedaannya dengan biaya tetap. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:
1. Dari Segi Waktu Terjadi
Biaya variabel terjadi lebih sering dan dapat dilihat dalam periode yang lebih pendek dibandingkan dengan biaya tetap yang biasanya terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama.
2. Dari Segi Nominal Pembayaran
Biaya tetap biasanya lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Meski perusahaan mengalami kerugian, biaya tetap tidak berkurang.
3. Dari Segi Hubungan dengan Produksi
Biaya variabel berhubungan langsung dengan tingkat produksi, sementara biaya tetap tidak terpengaruh oleh jumlah barang yang diproduksi.
4. Dari Segi Pencatatan Akuntansi
Laporan biaya variabel biasanya lebih sering dikeluarkan dibandingkan dengan laporan biaya tetap.
5. Dari Segi Penentuan Harga
Biaya variabel menjadi salah satu komponen yang penting dalam menentukan harga jual produk, sedangkan biaya tetap jarang digunakan untuk menentukan harga barang.
Pemahaman yang baik tentang biaya variabel adalah vital dalam manajemen keuangan sebuah perusahaan. Biaya ini tidak hanya berkontribusi pada total biaya produksi, namun juga mempengaruhi keputusan strategis dalam menentukan harga jual dan perencanaan produksi. Setiap perusahaan perlu memperhatikan biaya variabel untuk memastikan kelancaran operasional dan keberlangsungan bisnis mereka di pasar yang kompetitif. Dengan pengetahuan ini, diharapkan perusahaan dapat melakukan pengelolaan biaya yang lebih efektif demi mencapai tujuan keuangan yang optimal.