Seiring meningkatnya jumlah pengguna internet dan maraknya konten di platform media sosial, istilah influencer semakin sering terdengar. Sederhananya, influencer adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain, baik melalui pengetahuan, otoritas, atau hubungan mereka dengan audiens. Dalam konteks pemasaran, kehadiran influencer sangat dibutuhkan untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan produk atau jasa secara efisien.
Pengertian Influencer Marketing
Dalam era digital, di mana pemasaran tradisional tidak cukup efektif, pemilik bisnis dituntut untuk beradaptasi dengan cara baru dalam memasarkan produk, sehingga influencer marketing muncul sebagai strategi yang sangat relevan. Strategi ini memanfaatkan kekuatan influencer untuk menjangkau audiens yang lebih luas, meningkatkan engagement, dan akhirnya mendorong penjualan. Menurut Hariyanti dan Wirapraja (2018), influencer adalah figur dalam media sosial yang memiliki pengikut signifikan dan dapat memengaruhi perilaku pengikutnya. Oleh sebab itu, kerjasama dengan influencer menjadi salah satu dimensi penting dalam digital marketing.
Influencer marketing dapat dikategorikan sebagai sebuah pendukung utama dalam aktivitas pemasaran modern. Seperti yang diungkapkan oleh Marketing Hub, influencer adalah individu yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan orang lain terkait produk atau jasa, menyoroti relevansi dalam upaya promosi. Dalam praktiknya, promosi melalui influencer sering kali berupa native ads, yaitu konten berbayar yang ditampilkan dengan cara yang menarik dan menyerupai konten reguler, sehingga terasa lebih alami bagi audiens.
Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Jumlah Followers
Influencer dapat dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan jumlah pengikut yang dimiliki. Menurut Oddie Randa dari Gushcloud Marketing Group, influencer terbagi menjadi empat kategori:
- Nano Influencer: Jumlah pengikut kurang dari 10.000 akun.
- Micro Influencer: Jumlah pengikut antara 10.000 hingga 100.000 akun.
- Macro Influencer: Jumlah pengikut antara 100.000 hingga satu juta akun.
- Mega Influencer: Jumlah pengikut lebih dari satu juta akun.
Masing-masing kategori memiliki karakteristik tersendiri. Sebagai contoh, nano influencer biasanya memiliki interaksi yang lebih tinggi dengan pengikut mereka, meskipun jumlahnya lebih sedikit. Sementara itu, mega influencer memiliki jangkauan yang lebih luas tetapi mungkin tidak memiliki interaksi yang mendalam dengan audiens.
Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Platform Media Sosial
Dalam hal platform, influencer juga dapat dibedakan berdasarkan media sosial yang mereka gunakan. Jenis-jenis influencer berdasarkan platform antara lain:
1. Blogger
Blogger adalah individu yang menulis dan mengelola blog. Melalui ulasan yang mendetail, blogger dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai produk atau jasa.
2. Influencer YouTube
YouTuber atau influencer YouTube membuat konten dalam bentuk video. Video memungkinkan audiens untuk melihat produk dengan cara yang lebih interaktif.
3. Influencer Instagram
Selebgram atau influencer Instagram menggunakan platform ini untuk berbagi konten visual. Instagram memiliki pengguna aktif yang besar, menjadikannya platform potensial untuk pemasaran.
4. Influencer TikTok
TikTok telah menjadi platform yang populer bagi influencer yang menyajikan konten video pendek. Dengan algoritma yang menjangkau pengguna luas, TikTok memungkinkan influencer untuk menarik perhatian audiens dengan cepat.
Pengaruh Jumlah Follower
Jumlah pengikut seorang influencer sering kali berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh brand untuk bekerja sama. Namun, pemilihan influencer tidak semata-mata berdasarkan jumlah followers. Perlu diperhatikan relevansi konten influencer dengan produk yang akan dipromosikan. Memilih influencer dengan konteks yang tepat dapat memberikan hasil yang lebih bermanfaat dibanding hanya fokus pada ukuran audiens.
Tips Menjadi Influencer
Bagi yang berminat menjadi seorang influencer, terdapat beberapa tips yang dapat diikuti:
1. Cari Hal yang Diminati
Menemukan niche atau bidang yang digemari dan dikuasai merupakan langkah awal. Ciptakan konten yang mencerminkan ketertarikan pribadi agar terasa lebih autentik.
2. Manfaatkan Akun yang Sudah Ada
Alih-alih membuat akun baru, perbaiki akun yang telah ada dengan menghapus konten yang tidak relevan dan fokus pada konten yang sesuai dengan niche.
3. Gunakan Business Profile dan Blog Pribadi
Membuat akun bisnis dan blog pribadi memungkinkan untuk mengonversi pengikut menjadi audiens yang lebih terlibat dan loyal.
4. Bekerja Sama dengan Brand
Setelah memiliki basis pengikut yang cukup, mulailah menawarkan jasa kepada brand yang relevan dengan niche yang diambil.
Mengingat peran penting influencer di dalam dunia digital saat ini, memahami bukan hanya siapa influencer, tetapi juga bagaimana strategi mereka di bidang pemasaran dapat membantu bisnis menyesuaikan diri dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih bagi pemilik bisnis, kolaborasi dengan influencer yang tepat dapat membawa manfaat luar biasa dan mendukung pertumbuhan usaha secara signifikan.