Sains

Gempa Beruntun Dekat Santorini: Sekolah Ditutup, Warga Cemas

Serangkaian gempa bumi di dekat pulau Santorini, Yunani, telah memicu langkah-langkah darurat dari otoritas setempat, termasuk penutupan sekolah dan pengiriman tim penyelamat yang dilengkapi dengan anjing pencari. Sejak awal Jumat, lebih dari 200 gempa telah mengguncang kawasan tersebut, meski para ahli menyatakan bahwa tremor ini tidak terkait dengan aktivitas gunung berapi di Santorini, yang terkenal dengan letusannya yang luar biasa dalam sejarah manusia.

Gempa terkuat yang tercatat terjadi pada Minggu siang dengan magnitudo 4.6 pada kedalaman 14 kilometer. Sejumlah gempa lainnya juga tercatat, termasuk beberapa dengan magnitudo di atas 4, serta puluhan dengan magnitudo 3. Meskipun aktivitas seismik ini menimbulkan ketegangan di kalangan penduduk, hingga saat ini tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa.

Dalam menghadapi situasi ini, pihak berwenang dari Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil, serta dinas pemadam kebakaran, menggelar pertemuan rutin untuk menganalisis perkembangan terkini. Akibatnya, sekolah-sekolah di Santorini serta pulau-pulau terdekat seperti Amorgos, Anafi, dan Ios ditutup sejak Senin. Otoritas juga mendorong penduduk serta pemilik hotel untuk menguras kolam renang mereka. Ini dilakukan sebagai langkah pencegahan, mengingat volume air yang besar dapat mengganggu stabilitas bangunan jika terjadi gempa kuat.

Berikut adalah beberapa langkah yang diambil oleh pihak berwenang:

1. Penutupan sekolah-sekolah di Santorini dan pulau sekitarnya.
2. Pengarahan kepada penduduk untuk menguras kolam renang.
3. Pengiriman tim penyelamat dengan anjing pencari untuk memastikan keselamatan warga.
4. Rekomendasi agar penduduk menghindari acara terbuka besar-besaran dan waspada terhadap longsoran batu, mengingat kondisi geologi pulau yang terjal.

Keputusan untuk mengambil tindakan ini menunjukkan adanya keseriusan dalam menghadapi potensi bahaya. Tim penyelamat telah mendirikan tenda di lapangan terbuka sebagai langkah preventif sementara otoritas terus memantau situasi. Menteri Sosial dan Pelindungan Sipil Yunani juga mengadakan pertemuan kembali pada malam yang sama dengan kepala angkatan bersenjata dan pejabat lainnya untuk mendiskusikan langkah-langkah lebih lanjut.

Meskipun aktivitas seismik saat ini cukup signifikan, para ahli menyatakan bahwa tidak mungkin untuk memprediksi apakah tremor yang terjadi akan berujung pada gempa yang lebih kuat. Beberapa spesialis memperkirakan bahwa daerah tersebut berpotensi menghasilkan gempa dengan magnitudo hingga 6. Peringatan semacam ini penting mengingat sejarah letusan gunung berapi Santorini yang terjadi sekitar 1600 SM, yang mengakibatkan tsunami dan gempa bumi dahsyat, tidak hanya memengaruhi pulau tersebut tetapi juga pulau-pulau lainnya hingga ke Mesir.

Santorini, yang menjadi salah satu tujuan wisata terpopuler di Yunani, memiliki sejarah geologis yang kompleks. Gunung berapi di pulau ini telah diidentifikasi sebagai salah satu dari 16 gunung berapi di dunia yang perlu dipantau secara ketat karena aktivitas letusan besar di masa lalu dan kedekatannya dengan area populasi padat. Sejak September lalu, gempa ringan juga tercatat di dalam kaldera gunung berapi Santorini, meskipun aktivitas tersebut telah berkurang sejak gempa dengan magnitudo 3.8 terjadi pada 25 Januari.

Dalam situasi ini, penduduk Santorini tetap waspada, dan langkah-langkah pencegahan terus diterapkan untuk memastikan keselamatan semua pihak. Gempa bumi yang terjadi menambah ketegangan bagi masyarakat yang telah lama menghuni pulau indah ini. Sebagai pusat pariwisata yang terkenal, Santorini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menyimpan kekhawatiran yang dalam terkait dengan potensi bahaya alam yang bisa terjadi di masa mendatang.

Spada adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi pembelajaran lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button