Sains

Fosil Muntahan Berusia 66 Juta Tahun Ditemukan di Denmark!

Satu penemuan menarik telah mengguncang dunia paleontologi di Denmark: fosil muntahan berusia 66 juta tahun. Fosil yang secara resmi dinamai sebagai Danekræ DK-1295 ini ditemukan oleh pemburu fosil lokal, Peter Bennicke, di Stevns Klint, sebuah lokasi terkenal yang kaya akan sejarah geologis.

Fosil ini merupakan bagian dari kekayaan alam Denmark yang dikenal sebagai "Danekræ", yang merupakan harta alam langka dan harus dievaluasi oleh komite Danekræ dari Museum Sejarah Alam Denmark sebelum mendapatkan penilaian resmi. Penemuan ini tidak hanya menunjukkan betapa beragamnya sejarah kehidupan di planet kita, tetapi juga membuka jendela baru untuk memahami ekosistem purba.

Bennicke menemukan fosil tersebut setelah ia mengamati sekumpulan aneh fragmen lili laut yang terbenam dalam batu kapur. Ia kemudian membawa penemuan itu ke Geomuseum Faxe pada bulan November. Setelah dibersihkan dan dianalisis oleh ahli lili laut dari Belanda, John Jagt, ditemukan bahwa cangkang tersebut mengandung sisa-sisa dari setidaknya dua spesies lili laut.

Fosil muntahan, yang juga dikenal sebagai regurgitalites, tergolong langka namun sangat berharga bagi ilmuwan yang mempelajari ekosistem purba. Fosil ini memberikan wawasan tentang apa yang dimakan predator zaman dahulu dan bagaimana rantai makanan berfungsi miliaran tahun lalu. Menurut museum, predator dari era Cretaceous, kemungkinan besar adalah ikan, kemungkinan telah mengonsumsi lili laut tersebut dan kemudian mengeluarkan bagian-bagian yang tidak dapat dicerna.

Ada beberapa poin penting tentang penemuan ini yang mengungkapkan ketelitian dan signifikansinya:

  1. Langka dan Berharga: Fosil muntahan sangat jarang ditemukan, yang membuat penemuan ini menjadi harta karun ilmiah.
  2. Wawasan Ekosistem: Fosil ini memberikan informasi yang krusial tentang diet predator di masa lalu dan kontribusi mereka dalam ekosistem yang lebih luas.
  3. Spesies Teridentifikasi: Analisis menunjukkan bahwa fosil berisi bagian dari dua spesies lili laut, menambah pemahaman kita tentang keragaman hayati di era Cretaceous.
  4. Pengunjung Dapat Melihatnya: Fosil ini akan dipamerkan dalam sebuah pameran khusus di Geomuseum Faxe, memungkinkan pengunjung untuk melihat secara langsung sisa-sisa kebiasaan makan prasejarah.

“Kami menyaksikan penemuan yang benar-benar unik. Lili laut bukanlah makanan yang sangat bergizi, karena sebagian besar terdiri dari pelat kalsium yang hanya diimbangi dengan sedikit bagian lunak,” ungkap Milàn, kurator museum Geomuseum Faxe.

Penemuan fosil ini memberikan gambaran tentang pola makan dan dinamika predator di masa lalu. Bagi sebagian besar ilmuwan, setiap penemuan baru di situs seperti Stevns Klint bukan sekadar fosil; itu adalah cerita tentang kehidupan yang pernah ada di Bumi, tentang bagaimana spesies saling berinteraksi, dan tentang lingkungan purba yang membentuk evolusi.

Masyarakat umum kini dapat menyaksikan penemuan yang mengesankan ini, yang tidak hanya menambah pengetahuan tentang sejarah Bumi tetapi juga mengingatkan kita tentang keanekaragaman yang pernah ada. Keberadaan fosil muntahan ini menunjukkan bahwa dengan setiap lapisan tanah yang terungkap, ada lebih banyak cerita untuk ditemukan dan dipelajari tentang kehidupan di planet kita.

Spada adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi pembelajaran lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button