Ekspektasi merupakan konsep yang umum dalam kehidupan manusia, sering kali dikaitkan dengan harapan, cita-cita, dan tujuan. Dalam kajian psikologi, pemahaman tentang ekspektasi sangat penting karena dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu ekspektasi, teori yang menyertainya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya ekspektasi dalam diri individu.
Pengertian Ekspektasi
Ekspektasi dalam bahasa Indonesia berarti ‘pengharapan’ dan merujuk pada apa yang ingin dicapai seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekspektasi adalah sesuatu yang diharapkan atau diinginkan agar terjadi dalam kenyataan. Beberapa ahli psikologi mendefinisikan ekspektasi sebagai berikut:
-
Menurut Fleming dan Levie (1981): Ekspektasi adalah segenap keinginan, harapan, dan cita-cita yang ingin diraih melalui tingkah laku dan tindakan nyata.
-
Menurut Sutisna (2001): Ekspektasi adalah kepercayaan atau keyakinan individu tentang berbagai hal yang seharusnya terjadi dalam situasi tertentu.
- Menurut Boeree (2005): Ekspektasi adalah kesenangan yang tidak konstan, muncul dari gagasan tentang masa depan atau masa lalu, terutama mengenai hal yang dikhawatirkan.
Selain itu, menurut Riggio (1990), ekspektasi merupakan hubungan yang dirasakan antara usaha individu dan hasil dari perilaku yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi berkaitan erat dengan motivasi dan usaha yang dikeluarkan oleh individu.
Ekspektasi muncul dari keinginan individu untuk mencapai tertentu, dan keberadaannya sering kali beriringan dengan tujuan dan motivasi. Namun, jika ekspektasi ini terlalu tinggi atau tidak realistis, individu dapat mengalami kekecewaan.
Teori Ekspektasi dalam Psikologi
Teori ekspektasi telah dikembangkan oleh beberapa psikolog, salah satunya oleh Victor Vroom melalui Expectancy Theory. Dalam bukunya, Vroom menyatakan bahwa teori ini mengenai motivasi kerja berfokus pada bagaimana individu membuat pilihan di antara berbagai perilaku dan tingkat usaha.
Teori ekspektasi Vroom mencakup beberapa komponen pokok yang mempengaruhi motivasi individu untuk bertindak:
-
Effort-Performance Expectancy (E-P): Merupakan keyakinan individu bahwa usaha tertentu akan berujung pada kinerja yang diharapkan. Misalnya, seorang salesman percaya bahwa kerja kerasnya akan menghasilkan penjualan yang lebih bagus.
- Performance Outcome-Expectancy (P-O): Ini adalah keyakinan bahwa kinerja tertentu akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Jadi, jika individu merasa bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil yang positif, dapat mendorong mereka untuk berperilaku lebih aktif.
Vroom juga menggarisbawahi bahwa motivasi dipengaruhi oleh ekspektasi realistis dan rasional. Jika individu merasa bahwa usaha yang dikeluarkan akan sebanding dengan hasil yang diperoleh, maka motivasi untuk berusaha akan meningkat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Ekspektasi
Beberapa faktor mempengaruhi munculnya ekspektasi dalam diri individu, antara lain:
-
Harga Diri: Individu dengan harga diri tinggi cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi. Harga diri yang baik membantu individu merasa lebih mampu mencapai tujuan mereka.
-
Derajat Diri: Pencapaian masa lalu, seperti kesuksesan dalam pekerjaan, dapat meningkatkan ekspektasi seseorang.
-
Bantuan dari Orang Lain: Dukungan dari teman, keluarga, atau mentor dapat memperkuat ekspektasi individu untuk mencapai tujuan.
- Informasi yang Jelas: Memiliki informasi yang tepat dan relevan dapat membangun ekspektasi yang lebih baik mengenai kemampuan mencapai tujuan.
Menurut Jewel (1998), faktor lainnya juga meliputi:
-
Kemampuan, Pengalaman, Pengetahuan, dan Keahlian: Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman seseorang, semakin baik ekspektasinya terhadap hasil yang ingin dicapai.
-
Proses Belajar: Proses belajar dari lingkungan sekitar dapat membentuk ekspektasi.
-
Kondisi Fisik dan Lingkungan: Lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan ekspektasi seseorang dalam mencapai tujuan.
- Penilaian Orang Lain: Ekspektasi sering kali dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan orang lain mengenai individu tersebut.
Aspek-Aspek Adanya Ekspektasi
Ekspektasi juga dapat dipahami melalui beberapa aspek, sebagaimana dijelaskan oleh Snyder (2000):
-
Tujuan (Goal): Tujuan menjadi komponen utama dalam ekspektasi. Tujuan yang jelas dan bernilai mengarahkan individu pada ekspektasi yang lebih tinggi.
-
Pathway Thinking: Merupakan kemampuan individu untuk memikirkan cara atau jalur yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Pathway thinking mengharuskan individu untuk percaya bahwa mereka dapat mengembangkan strategi yang efektif.
-
Agency Thinking: Ini mencerminkan keyakinan individu tentang kemampuan mereka dalam mencapai tujuan. Individu yang memiliki agency thinking yang baik akan lebih termotivasi untuk menemukan jalur alternatif jika menghadapi hambatan.
- Kombinasi Antara Pathway Thinking dan Agency Thinking: Keduanya harus saling melengkapi agar individu dapat mencapai tujuan dengan lebih efektif. Tanpa satu komponen, pencapaian tujuan dapat terhambat.
Penting untuk memahami bahwa ekspektasi yang muncul dalam diri individu dapat mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang akan membawa mereka lebih dekat kepada tujuan. Oleh karena itu, baik ekspektasi yang realistis maupun harapan yang dapat dicapai memainkan peran kunci dalam motivasi dan perencanaan hidup.