Literasi

Amortisasi: Pengertian, Metode, dan Cara Perhitungannya

Amortisasi adalah proses penurunan nilai sebuah aset, khususnya aset tak berwujud, dalam periode waktu tertentu. Dalam akuntansi, amortisasi memperhitungkan pengurangan nilai aktiva, sehingga perusahaan dapat lebih akurat dalam mencatat nilai aset dan kewajibannya. Proses amortisasi ini sering digunakan dalam penganggaran biaya pinjaman, seperti pembayaran angsuran bulanan pada pinjaman kendaraan, KPR, atau kartu kredit. Dalam praktiknya, amortisasi membantu perusahaan dalam merencanakan pengeluaran dan memprediksi laporan keuangan mereka.

Pengertian Amortisasi

Amortisasi diartikan sebagai teknik akuntansi yang berfungsi untuk menurunkan book value pinjaman atau aset tak berwujud secara bertahap dalam periode tertentu. Istilah ini mencakup pengurangan nilai aset yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti paten, hak cipta, dan goodwill. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan bisa mengikuti proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang lebih efisien.

Metode Perhitungan Amortisasi

Terdapat beberapa metode yang umum digunakan dalam perhitungan amortisasi. Setiap metode memiliki cara kerja dan aplikasi yang berbeda, tergantung pada karakteristik aset dan kebutuhan perusahaan. Dalam melakukan perhitungan amortisasi, perusahaan harus memahami metode yang paling sesuai dengan situasi keuangan mereka.

1. Metode Garis Lurus

Metode garis lurus adalah teknik yang mengalokasikan biaya secara merata setiap tahun. Dalam metode ini, jumlah yang sama akan diakui sebagai beban amortisasi setiap periode akuntansi, sehingga perusahaan dapat merencanakan pengeluaran mereka dengan lebih mudah. Metode ini sering digunakan karena kesederhanaannya dan kemudahan dalam perhitungannya.

2. Metode Saldo Menurun

Sebaliknya, metode saldo menurun menghitung amortisasi dengan jumlah yang semakin berkurang setiap tahunnya. Pada awalnya, beban amortisasi relatif tinggi, namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah tersebut menurun. Metode ini mencerminkan kenyataan bahwa banyak aset kehilangan nilai lebih cepat di awal masa manfaatnya.

Perbedaan Amortisasi dengan Depresiasi

Sering kali, amortisasi dan depresiasi disamakan, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Amortisasi berhubungan dengan aset tak berwujud, sementara depresiasi berhubungan dengan aset berwujud. Amortisasi menunjukkan pengurangan nilai aktiva yang diperoleh dalam bentuk non-fisik, sementara depresiasi dilakukan untuk mengurangi nilai aset fisik seiring dengan penggunaan dan penurunan kualitasnya.

Cara Melakukan Perhitungan Amortisasi

Perhitungan amortisasi dapat dilakukan melalui enam langkah utama. Langkah-langkah ini mencakup pengumpulan data, persiapan kertas kerja, penentuan pinjaman, perhitungan angsuran bunga, identifikasi angsuran yang harus dibayar, dan perhitungan saldo pinjaman.

1. Kumpulkan Data

Data yang diperlukan mencakup suku bunga, tenor pinjaman, dan pokok pinjaman. Informasi ini menjadi dasar untuk melakukan perhitungan amortisasi yang akurat.

2. Persiapkan Kertas Kerja

Kertas kerja perlu disiapkan agar perhitungan dapat dilakukan dengan terstruktur. Banyak perusahaan kini menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel untuk membuat tabel perhitungan.

3. Menentukan Pinjaman

Setelah data siap, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah pinjaman dan menghitung angsuran. Rumus yang umumnya digunakan untuk menghitung jumlah angsuran adalah:
Jumlah Angsuran = P x (i / 12) / (1 – (1 + (i / 12))^-t)
di mana P adalah pokok pinjaman, i adalah suku bunga, dan t adalah tenor pinjaman.

4. Lakukan Perhitungan Angsuran Bunga

Rumus untuk menghitung angsuran bunga adalah:
Pokok pinjaman pada bulan sebelumnya dikurangi suku bunga dikali 30/360.

5. Melakukan Identifikasi Angsuran yang Harus Dibayar

Untuk mengetahui jumlah angsuran pokok yang perlu dibayarkan, gunakan rumus:
Jumlah angsuran – angsuran bunga.

6. Lakukan Perhitungan Saldo Pinjaman

Terakhir, hitung saldo pinjaman dengan rumus:
Nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya – jumlah angsuran pokok.

Manfaat Amortisasi

Amortisasi memiliki beberapa manfaat yang signifikan bagi perusahaan, antara lain:

  1. Memberikan informasi yang jelas mengenai jumlah pembayaran, baik itu bunga maupun pokok pinjaman.
  2. Membantu dalam menyusun jadwal pembayaran hutang dan bunga secara terstruktur.
  3. Memudahkan proses pengurangan pajak pada tahun pajak yang sedang berjalan.
  4. Menyediakan laporan keuangan yang lebih transparan dan teratur.
  5. Mengurangi risiko terjadinya penumpukan hutang.

Contoh Pemanfaatan Amortisasi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh pemanfaatan amortisasi di dunia nyata:

  1. Tagihan bulanan pembayaran kredit kendaraan
  2. Pinjaman KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
  3. Pinjaman KPA (Kredit Pemilikan Apartemen)
  4. Pinjaman Kartu Kredit

Kapan Waktu Perhitungan Amortisasi?

Waktu perhitungan amortisasi ditentukan oleh kebijakan perusahaan dan peraturan yang berlaku. Umumnya, perhitungan dapat dimulai setelah pengeluaran untuk memperoleh aset tak berwujud, kecuali pada bidang usaha tertentu yang diatur oleh peraturan pemerintahan.

Proses amortisasi tidak hanya penting dalam pengelolaan aset, tetapi juga dalam perencanaan keuangan yang lebih luas. Dengan pemahaman yang tepat mengenai amortisasi, perusahaan tidak hanya mampu mengelola aset dan kewajiban mereka, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaporan dan pengendalian keuangan. Setiap keputusan dalam proses ini harus mempertimbangkan baik aspek teknis maupun regulasi yang berlaku agar perusahaan dapat beroperasi dengan optimal dan berkelanjutan.

Spada adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi pembelajaran lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button